Selasa, Februari 21, 2012

MENDIDIK CALON PEMIMPIN,MEMIMPIN CALON PENDIDIK


Mendidik calon-calon pengasuh anak dan anak didik, pemimpin sektor-sektor kewanitaan dan kekeluargaan bersama membina masyarakat terdidik dengan baik.

Perguruan tinggi tempat/milliu mendidik calon-calon pemimpin, memimpin calon-calon pendidik. Birokrat memenej kehidupan/milliu agar terpimpin dan terdidik. Seharusnya usahawan, polisi, tentara dan lain-lain bekerjasama. Ta'awun!

Nasib Perguruan Tinggi/Universitas dinegara-negara berkembang kurang beruntung, hanya dimanfaatkan oleh pihak non akademisi untuk meningkatkan keuntungan mengurangi kerugian/kost. Maka buru-buru banyak PT menaikkan tarif nya langsung atau tidak langsung. PERGURUAN TINGGI PESANTREN suatu keunikan tersendiri. Konon dianggap disana hanya mendidik pak turut atau produsen generasi tertutup. Belum tahu dia! Sami'naa wa atha'naa, tidak asal pake', taat total, dengar total alias ibarat mata sudah buta ,tertutup lagi.

JUGA PESANTREN/PENDIDIKAN PUTRI UNIK!
Seperti Universitas, sektor sektor-sektornya terasa kurang berfungsi. Fasilitasnya relatif cukup, meskipun fasilitas itupun bukan jaminan kemajuan keberhasilan. Wanita melahirkan calon-calon pendidik dan pemimpin, bahkan calon-calon praktisi/pelaku profesi lain sementara wanita itu sendiri calon-calon pendidik dirinya sendiri.

Guru pejuang tidak pernah rela, mau dan merasa dijajah. Guru uang sudah terjajah sebelum dijajah, kalah sebelum kalah, mati sebelum mati, mengubur diri sebelum dikubur. Amit-amit!

Manusia itu guru, pemimpin dan manager pada skala/scope yang berbeda-beda, maka mampu JADI GURU itu MUTLAQ!
Why? Karena kebutuhan tak henti. Menjadi Guru al-Qur’an, umpamanya, Siapa yang bertanggungjawab mengajar ummat buta baca al-Qur'an dipelosok-pelosok desa, ditempat-tempat yang minus keislamannya, minus ekonominya dengan sukarela tanpa imbalan/gaji?
Dosa siapa meninggalkan Fardlu 'ain, Fardlu Kiffayah? Kapan dan dimana?

Juga IPTEK
Bisa berhasilkah, berjalankah tangungjawab pengembangannya hanya dengan Demontrasi? Dengan makalah, seminar, pidato? dan seterusnya?
Siapa yang mau? Tinggikan semangatnya? Semangat how to teach, how to manage, how to lead; Semangat dengan bekal to live segala zaman, tapi tetap siap, to do sampai to WORK LILLAH! LILLAH!


MENGAJAR SEBAGAI ASPEK PEMBINAAN Jiwa, watak kepribadian, akhlaq keilmuan disekolah, dimasyarakat dan medan yang lain. Seperti:
1. Kedewasaan, pendewasaan diri (kematangan) dalam:
• Berfikir ilmiah, tambah bahan, keyakinan meningkat wawasan keilmuan bertambah luas, berani menghukumi sesuatu dengan kebenaran tanpa dipengaruhi, diprovokasi, dibisiki; bercermin diri dengan cermin kejujuran.
• Kematangan fisik sesuai umur dengan kontrol kesehatan bila diperlukan disamping terus.
• Kontrol kekuatan dan keteguhan: istiqomah.
• Toleransi, rasa sosial berupa tolong menolong kebersamaan tanpa melupakan kebebasan berijtihad pribadi demi kemajuan.
• Inovasi, improvisasi
2. Keadilan, kejujuran sebagai mental wajib guru, pemimpin sehingga objektifitas mengajak kesabaran berdasar berasas yang benar.
3. Kesopanan dalam arti yang luas seperti beretika proseduril, tidak grusa-grusu menonjol-nonjolkan diri, merasa benar dan pintar sendiri.
4. Kecakapan menempatkan urutan prioritas dan skala/strata dari paling penting, lebih penting, penting, kurang penting hingga tidak penting, menjadikan guru sebagai panutan masyarakat dan bangsa.

Banyaknya masalah praktis, pengaruh ekonomi, miliu, sistem dan lain-lain, pada etika sekarang, menguji pengamatan psikologis pemimpin, guru dan manager. Bukan masanya lagi dan amat tidak pada tempatnya mudah-mudah, terburu-buru memakai madzhab dan aliran: POKOKNYAISME..!

Sekali-kali ia harus dipaksa berfikir "ka'annaka tamuutu ghodan", seakan-akan engkau mati esok hari; dengan perhitungan pertimbangan meninggalkan harapan ketenangan, idealisme dan amal/jariah; bemanfaat dan berkembang.

Vitalisasi generasi trampil ditampilkan dengan jujur, menghindari kesalahan pandangan dan sikap lama atau terdahulu (kolot): generasinya guru, ya'ni kekhawatiran (suu'uddhon) terhadap para penerus; sebelum dibekali tempaan mental kuat dan meyakinkan dalam menghadapi kehidupan. Kasihan generasi kan?!

Pandai meletakkan dengan tepat "fastabiqul khoiroot", dan "ta'aawanuu 'alal birri dan seterusnya", "falyatanaafasil mutanaafisuun". Tidak terjerembab dalam perpecahan untuk hubungan kedalam/internal. Paling tepat prinsip kedua, bertolong-tolongan atau ketiga, berpacu dalam kualitas dan kwantitas amal.

TOLONG MENOLONG DALAM KEBAJIKAN antara sesama ummat dan meningkatkan segala unsur-unsur ketaqwaan, bukan sebaliknya. Tolong menolong dilakukan dengan external ummat manusia termasuk non muslim. Berlomba-lomba terkadang sampai tingkatan persaingan kotor antara sesama ummat. Agak aneh rasanya !

Semua laku langkah guru/pemimpin dengan dasar keyakinan kebenaran ijtihadnya. Banyak yang kuat dipersalahkan orang tapi tidak beranjak dari ijtihadnya. "JELAS BERBEDA ORANG YANG LANGSUNG MELAKUKAN, MENGGELUTI, MENDALAMI SUATU PEKERJAAN DENGAN YANG TIDAK".

"ISTIQOMAH MERUPAKAN JAMINAN lindungan KEAMANAN DAN KESEJAHTERAAN DAN KEBAHAGIAAN MURNI". "BESAR HATI BUKAN BESAR KEPALA ATAU BESAR MULUT". KAPITAL MENTAL percaya diri SELALU DIGEROGOTI pihak musuh".

PARA ORANG TUA :
Jangan rela mewariskan anak-anak/generasi tanpa cita-cita! Generasi yang hilang atau keropos, kopong! Berdosa!

ANAK ANAK :
Jangan jadikan ORTU (Orang tua) Generasi gembos, invalid atau ompong, patah harapan! Berdosa!

Mengajar (guru) bukan kewajiban saja, tapi kebutuhan kudrat manusia atas alam semesta, posisinya sangat tinggi. Maka perbekalan (equipment) nya disiapkan, bukan sekedar kepuasan fisik, kerakusan, bebas tanpa kendali moral. Apabila tidak terkendali jadilah ia makhluq kejam, bengis melebihi makhluq lain pula. Sayangnya binatang-binatang modern lebih menguasai daripada yang manusia beradab. Terjadilah pelanggaran-pelanggaran vertikal dan horizontal.. Congkak memang!

"very good is not good" bagi kaum tak suka..waspadalah! waspadalah!
nggak aneh kan?

PEMBINAAN GURU saja? NO! PEMBINAAN DOSEN, REKTOR demikian pula...Itu (menuntut) ilmu juga, kan? Juga Kyai-kyai, ulama'-ulama'! Why not? Perlu!

Orang bijak berkata :
"Amat mudah bagi banyak manusia untuk menasehati, dan paling sulit bagi mereka tahu diri".

SUMBER-SUMBER CACADNYA GURU, PEMIMPIN dan lain-lain. Contohnya Ingin terkenal, minta dihormati, takut dibenci, berusaha agar disenangi ingin muridnya banyak, luas pengaruhnya, lancar hasil (materi)nya. Benar atau tidaknya, hati mereka yang menjawab. Memuakkan memang bila perilaku para pembina ummat, baik guru maupun pemimpin tampak sekali arah tujuannya materi, UUD (Ujung Ujungnya Duit). Entah berapa persennya. Kasihan umat yang beratus-ratus kali tertipu, terkecoh; terkecoh lagi oleh insan-insan panutan.



(Dari makalah KH Hasan Abdullah Sahal,yg disampaikan pada penataran Guru Baru)
edisi revisi 10 Juni 2007

Senin, Februari 20, 2012

DARI SISI YANG LEBIH SEDERHANA


Ini bagus , memang kadang2 kita disekolahin tinggi2 malah bikin kita jadi mikir yang susah2, padahal penyelesaiannya bisa jadi sangat mudah, naif, dan terkadang agak konyol. Hehehehe........
Efisiensi adalah suatu hal yang penting di dalam dunia manajemen. Sebagai seorang anggota tim yang baik, kita memiliki tanggung jawab bukan hanya dalam membawa tim kita mencapai tujuan bersama, tetapi juga tanggung jawab dalam mencari cara terbaik untuk memecahkan setiap masalah yang terjadi. Tetapi seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.

Mari kita coba lihat dalam tiga kasus di bawah ini:

1. Salah satu dari kasus yang ada adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun (terbuat dari bahan kertas) kosong. Dengan segera pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman. Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong. Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut.

Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong.

Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak berpikir tentang hal-hal yang rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda . Ia membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri
yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan. Ia menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan, karena kotak sabun terbuat dari bahan kertas yang ringan.

2.Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka
tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta dolar.
Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi
nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai
dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius.

Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia ?.Mereka menggunakan pensil!.

3. Suatu hari, pemilik apartemen menerima komplain dari pelanggannya. Para pelanggan mulai merasa waktu
tunggu mereka di pintu lift terasa lama seiring bertambahnya penghuni di apartemen itu. Dia (pemilik) mengundang sejumlah pakar untuk men-solve.

Satu pakar menyarankan agar menambah jumlah lift. Tentu, dengan bertambahnya lift, waktu tunggu jadi berkurang.
Pakar lain meminta pemilik untuk mengganti lift yang lebih cepat, dengan asumsi, semakin cepat orang terlayani.
Kedua saran tadi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Tetapi, satu pakar lain hanya menyarankan satu
hal, "Inti dari komplain pelanggan anda adalah mereka merasa lama menunggu".
Pakar tadi hanya menyarankan untuk menginvestasikan kaca cermin di depan lift, agar pelanggan teralihkan perhatian! nya dari pekerjaan"menunggu" dan merasa "tidak sekedar menunggu lift".

Moral cerita ini adalah sebuah filosofi yang disebut KISS (Keep It Simple Stupid), yaitu selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang bodoh sekalipun dapat melakukannya. Cobalah menyusun solusi yang paling sederhana dan memungkinkan untuk memecahkan masalah yang ada. Maka dari itu, kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada pada berfokus pada masalah.

"Bila kita melihat pada apa yang tidak kita punya di dalam hidup kita, kita tidak akan memiliki apa-apa.

Tetapi bila kita melihat pada apa yang ada di tangan kita, kita memiliki segalanya."

...Beri inspirasi ke teman kamu !!!
...dan tetap semangat...!!!!

POSITIF BERFIKIR


Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki.
Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan
rumah dapat ditanganinya dengan baik.
Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami
serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.

Cuma ada satu masalah, ibu yg pembersih ini sangat tidak
suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan
marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak
sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan
berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki
di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog
bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya.
Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian,
Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu :

"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan
saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya.

"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang
bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa
jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?"
Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah,
mukanya yg murung berubah cerah. Ia tampak senang
dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada
seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak,
tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka.
Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".
Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung
menghilang, napasnya mengandung isak.
Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas
membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan
anak-anaknya.

"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu
& kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada
di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan
kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".
Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman
dengan visualisasi tsb.

"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya
"Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah
buat ibu?"

Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat
dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif
dapat dilihat secara positif".

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal
karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu
disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.

Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah
seorang psikolog terkenal yang mengilhami
Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP
(Neurolinguistic Programming) . Dan teknik yang
dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana
kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga
sesuatu yg tadinya negatif dapat menjadi positif,
salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang :

Saya BERSYUKUR;

1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya
makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan
dengan orang lain
2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton
TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di
bar, kafe, atau di tempat mesum.
3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal,
karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan
4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu
artinya saya bekerja dan digaji tinggi
5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus
saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami
dikelilingi banyak teman
6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu
artinya saya cukup makan
7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari,
karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras
8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah,
karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat
9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya,
karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup
10. Untuk dst...

APA ITU BOSAN?


Seorang tua yang bijak ditanya oleh tamunya.

Tamu :"Sebenarnya apa itu perasaan 'bosan', pak tua?"

Pak Tua :
"Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan perubahan, mendambakan sesuatu yang baru, dan menginginkan berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari waktu ke waktu."

Tamu :"Kenapa kita merasa bosan?"

Pak Tua :"Karena kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki."

Tamu :"Bagaimana menghilangkan kebosanan?"

Pak Tua : "Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka kita pun akan terbebas darinya."

Tamu :"Bagaimana mungkin bisa menikmati kebosanan?"

Pak Tua:"Bertanyalah pada dirimu sendiri: mengapa kamu tidak pernah bosan makan nasi yang sama rasanya setiap hari?"

Tamu :"Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, Pak Tua."

Pak Tua :"Benar sekali, anakku, tambahkan sesuatu yang baru dalam rutinitasmu maka kebosanan pun akan hilang."

Tamu: "Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?"

Pak Tua :
"Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau biasanya menulis sambil duduk, cobalah menulis sambil jongkok atau berbaring. Kalau biasanya membaca di kursi, cobalah membaca sambil berjalan-jalan atau meloncat-loncat. Kalau biasanya menelpon dengan tangan kanan, cobalah dengan tangan kiri atau dengan kaki kalau bisa. Dan seterusnya."

Lalu Tamu itu pun pergi.

Beberapa hari kemudian Tamu itu mengunjungi Pak Tua lagi.

Tamu :"Pak tua, saya sudah melakukan apa yang Anda sarankan, kenapa saya masih merasa bosan juga?"

Pak Tua :"Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan."

Tamu :"Contohnya? "

Pak Tua :"Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil dulu."

Lalu Tamu itu pun pergi.

Beberapa minggu kemudian, Tamu itu datang lagi ke rumah Pak Tua.



Tamu :

"Pak tua, saya melakukan apa yang Anda sarankan. Di setiap waktu senggang saya bermain
sepuas-puasnya semua permainan anak-anak yang saya senangi dulu. Dan keajaibanpun terjadi.
Sampai sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi, meskipun di saat saya melakukan hal-hal yang dulu pernah saya anggap membosankan. Kenapa bisa demikian, Pak Tua?"


Sambil tersenyum Pak Tua berkata:


"Karena segala sesuatu sebenarnya berasal dari pikiranmu sendiri, anakku. Kebosanan itu pun berasal dari pikiranmu yang berpikir tentang kebosanan. Saya menyuruhmu bermain seperti anak kecil agar pikiranmu menjadi ceria. Sekarang kamu tidak merasa bosan lagi karena pikiranmu tentang keceriaan berhasil mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan. Segala sesuatu berasal dari pikiran. Berpikir bosan menyebabkan kau bosan. Berpikir ceria menjadikan kamu ceria."

Sabtu, Februari 11, 2012

Umar,dan Koran Korannya


Di perempatan jalan, Umar, seorang anak kecil berlari-lari menghampiri mobil yang berhenti di lampu merah, dia membiarkan tubuhnya terguyur air hujan, hanya saja dia begitu erat melindungi koran dagangannya dengan lembaran plastik. “Korannya bu !” seru Umar berusaha mengalahkan suara air hujan. Dari balik kaca mobil si ibu menatap dengan kasihan, dalam hatinya dia merenung anak sekecil ini harus berhujan-hujan untuk menjual koran. Dikeluarkannya satu lembar dua puluh ribuan dari lipatan dompet dan membuka sedikit kaca mobil untuk mengulurkan lembaran uang. “Mau koran yang mana bu?”, tanya Umar dengan riang. “Nggak usah, ini buat kamu makan, kalau koran tadi pagi aku juga sudah baca”, jawab si ibu. Si Umar kecil itu tampak terpaku, lalu diulurkan kembali uang dua puluh ribu yang dia terima, “Terima kasih bu, saya menjual koran, kalau ibu mau beli koran silahkan, tetapi kalau ibu memberikan secara cuma-cuma, mohon maaf saya tidak bisa menerimanya”, Umar berkata dengan muka penuh ketulusan. Dengan geram si ibu menerima kembali pemberiannya, raut mukanya tampak kesal, dengan cepat dinaikkannya kaca mobil. Dari dalam mobil dia menggerutu “Udah miskin sombong!”. Kakinya menginjak pedal gas karena lampu menunjukkan warna hijau. Meninggalkan Umar yang termenung penuh tanda tanya. Umar berlari lagi ke pinggir, dia mencoba merapatkan tubuhnya dengan dinding ruko tempatnya berteduh.Tangan kecilnya sesekali mengusap muka untuk menghilangkan butir-butir air yang masih menempel.

Sambil termenung dia menatap nanar rintik-rintik hujan di depannya, “Ya Tuhan, hari ini belum satupun koranku yang laku”, gumamnya lemah. Hari beranjak sore namun hujan belum juga reda, Umar masih saja duduk berteduh di emperan ruko, sesekali tampak tangannya memegangi perut yang sudah mulai lapar.Tiba-tiba didepannya sebuah mobil berhenti, seorang bapak dengan bersungut-sungut turun dari mobil menuju tempat sampah,”Tukang gorengan sialan, minyak kaya gini bisa bikin batuk”, dengan penuh kebencian dicampakkannya satu plastik gorengan ke dalam tong sampah, dan beranjak kembali masuk ke mobil. Umar dengan langkah cepat menghampiri laki-laki yang ada di mobil. “Mohon maaf pak, bolehkah saya mengambil makanan yang baru saja bapak buang untuk saya makan”, pinta Umar dengan penuh harap.Pria itu tertegun, luar biasa anak kecil di depannya. Harusnya dia bisa saja mengambilnya dari tong sampah tanpa harus meminta ijin. Muncul perasaan belas kasihan dari dalam hatinya. “Nak, bapak bisa membelikan kamu makanan yang baru, kalau kamu mau”, “Terima kasih pak, satu kantong gorengan itu rasanya sudah cukup bagi saya, boleh khan pak?”, tanya Umar sekali lagi. “Bbbbbooolehh”, jawab pria tersebut dengan tertegun. Umar berlari riang menuju tong sampah, dengan wajah sangat bahagia dia mulai makan gorengan, sesekali dia tersenyum melihat laki-laki yang dari tadi masih memandanginya.

Dari dalam mobil sang bapak memandangi terus Umar yang sedang makan. Dengan perasaan berkecamuk di dekatinya Umar. “Nak, bolehkah bapak bertanya, kenapa kamu harus meminta ijinku untuk mengambil makanan yang sudah aku buang?”, dengan lembut pria itu bertanya dan menatap wajah anak kecil di depannya dengan penuh perasaan kasihan.”Karena saya melihat bapak yang membuangnya, saya akan merasakan enaknya makanan halal ini kalau saya bisa meminta ijin kepada pemiliknya, meskipun buat bapak mungkin sudah tidak berharga, tapi bagi saya makanan ini sangat berharga, dan saya pantas untuk meminta ijin memakannya “, jawab si anak sambil membersihkan bibirnya dari sisa minyak goreng. Pria itu sejenak terdiam, dalam batinnya berkata, anak ini sangat luar biasa. “Satu lagi nak, aku kasihan melihatmu, aku lihat kamu basah dan kedinginan, aku ingin membelikanmu makanan lain yang lebih layak, tetapi mengapa kamu menolaknya”.Si anak kecil tersenyum dengan manis, “Maaf pak, bukan maksud saya menolak rejeki dari Bapak. Buat saya makan sekantong gorengan hari ini sudah lebih dari cukup. Kalau saya mencampakkan gorengan ini dan menerima tawaran makanan yang lain yang menurut Bapak lebih layak, maka sekantong gorengan itu menjadi mubazir, basah oleh air hujan dan hanya akan jadi makanan tikus”, “Tapi bukankah kamu mensia-siakan peluang untuk mendapatkan yang lebih baik dan lebih nikmat dengan makan di restoran di mana aku yang akan mentraktirnya”, ujar sang laki-laki dengan nada agak tinggi karena merasa anak di depannya berfikir keliru. Umar menatap wajah laki-laki didepannya dengan tatapan yang sangat teduh, “Bapak!, saya sudah sangat bersyukur atas berkah sekantong gorengan hari ini. Saya lapar dan bapak mengijinkan saya memakannya”, Umar memperbaiki posisi duduknya dan berkata kembali, “Dan saya merasa berbahagia, bukankah bahagia adalah bersyukur dan merasa cukup atas anugerah hari ini, bukan menikmati sesuatu yang nikmat dan hebat hari ini tetapi menimbulkan keinginan dan kedahagaan untuk mendapatkannya kembali di kemudian hari”, Umar berhenti berbicara sebentar, lalu diciumnya tangan laki-laki di depannya untuk berpamitan.Dengan suara lirih dan tulus Umar melanjutkan kembali, “Kalau hari ini saya makan di restoran dan menikmati kelezatannya dan keesokan harinya saya menginginkannya kembali sementara bapak tidak lagi mentraktir saya, maka saya sangat khawatir apakah saya masih bisa merasakan kebahagiaannya”. Pria tersebut masih saja terpana, dia mengamati anak kecil di depannya yang sedang sibuk merapikan koran dan kemudian berpamitan pergi.”Ternyata bukan dia yang harus dikasihani, Harusnya aku yang layak dikasihani, karena aku jarang bisa berdamai dengan hari ini”

Pertanyaan Refleksi :

1. Apa yang kamu pikirkan tentang cerita ini?

2. Seandainya Anda dihadapkan dengan kondisi seperti si penjual koran, bagaimana sikap Anda? (Sebelum beranjak ke pertanyaan ke-3, renungkan jawabannya, jawab dalam hati Anda)

3. Bagaimana wujud/bukti kalau Anda memang mensyukuri hidup Anda sekarang ini? (renungkan, jawab dalam hati)

4. Sudahkah orang-orang di sekeliling merasakan aura postif dari diri Anda karena Anda mampu berdamai dengan hari ini? Seperti Umar

sumber : Guyon Yook

Jumat, Februari 10, 2012

SEMANGKOK BAKMI


Seorang anak bertengkar dengan ibunya dan meninggalkan rumah. Saat berjalan ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.

Ia melewati sebuah kedai bakmi. Ia ingin sekali memesan semangkok bakmi karena lapar. Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu bertanya "Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi?"

"Ya, tetapi aku tidak membawa uang," jawab anak itu dengan malu-malu. "Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu,"jawab si pemilik kedai.

Anak itu segera makan. Kemudian air matanya mulai berlinang. "Ada apa Nak?" Tanya si pemilik kedai. "Tidak apa-apa, aku hanya terharu karena seorang yg baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi tetapi ibuku sendiri setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah. Kau seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli padaku.

Pemilik kedai itu berkata "Nak, mengapa kau berpikir begitu? Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi & kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi, nasi dll sampai kamu dewasa, harusnya kamu berterima kasih kepadanya.

Anak itu kaget mendengar hal tersebut. "Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu?
Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih,
tetapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak peduli.

Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih & cemas. Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah "Nak, kau sudah pulang, cepat masuk, aku telah menyiapkan makan malam."

Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan tangisnya & ia menangis di hadapan ibunya.

Sekali waktu kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yg diberikannya pada kita. Namun kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita sering lupa untuk berterima kasih.

Kamis, Februari 09, 2012

LUPAKAN


Dahulu disebuah perkampungan tinggal seorang nenek yang sudah sangat tua. Namun kondisi tubuhnya masih sangat sehat. Walaupun usianya sudah lanjut dirinya masih bisa mencari nafkah sendiri. Walaupun hidup sendiri, dirinya tidak pernah terlihat sedih. Setiap waktu bibirnya selalu mengembangkan senyum dan raut mukanya ceria.

Nenek ini tidak menjadi beban para tetangga, sebaliknya para tetangga menjadikan beliau sebagai tempat mencari jalan keluar untuk berbagai masalah, karena Sang nenek memang terkenal suka membantu terhadap sesama, beliau akan memberikan bantuan sebanyak yang ia bisa. Kalau memang harus memberikan bantuan berupa materi, ketika ia punya dirinya tak segan-segan memberikan kepada yang lebih membutuhkan. Tidak hanya orang yang tidak mampu saja yang sering minta bantuan kepada Sang nenek, banyak juga orang kaya bahkan pejabat setempat mendatanginya untuk sekedar meminta nasehat. Masyarakat setempat sangat mengagumi dan menghormati Sang nenek mulai dari anak-anak sampai dengan orang tua.

Suatu hari dirinya pun didatangi seorang pejabat desa setempat, pejabat ini terkenal sangat dermawan. Namun pejabat ini tetap merasakan pamornya kalah dengan Sang nenek. Ia merasakan apa yang dilakukan jauh melebihi sang nenek.
Ia selalu membantu rakyatnya yang kesusahan dan ia merasakan apa yang didapat tidak setimpal. Hatinya sangat gelisah dan pejabat ingin mencari tahu apa yang diperbuat nenek sehingga Sang nenek mendapatkan simpati yang melebihi dirinya.

”Nenek aku ingin tahu rahasia nenek sehingga nenek begitu dihormati disini ?” Tanya pejabat.

”Nenek tidak melakukan apa-apa” Jawab nenek dengan gaya khasnya yang selalu tersenyum tulus kepada siapa saja.

”Aku benar-benar ingin tahu nenek, Aku merasakan aku sudah berusaha yang terbaik untuk rakyatku tetapi mengapa aku masih tetap saja gelisah. Bukankah kata orang-orang bahwa yang selalu berbuat baik hidupnya akan tenang”

”Itu betul tuan pejabat” Nenek menjawab singkat.

”Kalau berbicara kebaikan aku yakin aku jauh lebih banyak berbuat baik dibandingkan nenek. Tapi bagiku bisa membantu orang merupakan satu karunia terbesar yang harus aku syukuri”

”Itu juga betul tuan pejabat”

”Aku bisa merasakan dan sangat yakin hidup nenek jauh lebih tentram dan bahagia dari aku” Tuan pejabat makin gelisah.

”Lagi-lagi tuan pejabat betul” Sang nenek memberikan jawaban yang sama dan pembawaannya juga tetap tenang.

”Mengapa bisa demikian?” Airmuka pejabat mulai berubah. Wibawa Sang pejabat hampir tidak terlihat dan berganti sosok yang memelas yang lagi membutuhkan pertolongan.

”Apakah tuan pejabat benar-benar ingin tahu penyebab kegalauan tuan?” Sang nenek pun melontarkan pertanyaan.

”Iya nek” Balas tuan pejabat.

”Sesungguhnya nenekpun belum tahu apa penyebabnya, yang bisa nenek lakukan adalah mencari akar permasalahan yang menyebabkan tuan gelisah” Kali ini nenek berbicara dengan nada yang sangat berwibawa. Dan kewibawaannya semakin membuat si pejabat ciut.

”Baiklah, nenek ingin tanya hari ini tuan sudah berbuat kebaikan apa saja dan kejahatan atau kesalahan orang lain apa yang diterima tuan ?” Nenek menatap dalam-dalam sedangkan tuan pejabat tidak berani membalas tatapan Sang nenek.

Ia tertunduk sedih.
”Hari ini aku telah membantu sebuah keluarga yang kelaparan. Aku terharu melihat mereka menitik air mata saat menerima bantuan dariku, tapi yang membuatku kesal saat aku menuju kesini ditengah jalan aku bertemu seorang yang terpeleset dijalan, aku menolongnya, dia bukannya berterimakasih malah memaki-maki aku dengan kata yang kasar katanya aku jadi pejabat tidak becus. Masa, jalan lagi rusak tidak diperbaiki. Padahal kondisi jalan sama sekali tidak rusak. Aku benar-benar tidak bisa diterima, air susu dibalas dengan air tuba” Jelas pejabat panjang lebar.

”Lupakan itu semua maka hidup tuan akan tenang”

”Maksud nenek?” Tuan pejabat makin bingung.

”LUPAKAN KEBAIKAN KITA kepada ORANG LAIN dan juga LUPAKAN KESALAHAN ORANG LAIN terhadap KITA”

Akhirnya tuan pejabatpun paham apa yang membuat dirinya TIDAK TENANG dan mengapa hidup Sang nenek begitu dihormati. Tuan pejabat pun berpamitan pulang dan ia telah menemukan KUNCI HIDUP TENTERAM. Setelah itu, wajah tuan pejabat pun selalu terlihat ceria dan mengembangkan senyum. Dirinya pun tidak mengingat kebaikannya dan kesalahan orang lain.

Senin, Februari 06, 2012

SANG "RAJA" BURUNG

Dalam sebuah hutan burung yang sedang dilanda bencana, yaitu ancaman dari monster ganas yang memangsa satu persatu para burung dengan sangat sadisnya. Burung-burung tersebut tidak bisa memberikan perlawanan karena takut yang akhirnya menyerah pasrah.Dari sebuah persembunyian, beberapa kelompok burung yang prihatin dengan kondisi bangsanya ini memusyawarahkan sesuatu.



Seorang burung muda pun berkata,
“Apakah tidak ada cara lain untuk melawan monster tersebut?
”Seorang burung tua bijaksana, dengan rambut dan jenggot yang panjang mengatakan,
“Ada kisah kuno para burung, bahwa kita bisa mengalahkan monster itu apabila kita berhasil menemui raja burung.
”“Dimanakah raja burung itu?
”“Dia bersemayam di suatu tempat di balik tujuh bukit disana. Dan untuk mencapainya memerlukan kekuatan dalam perjalanan.
”“Kita harus kesana!
”“Perjalanan bertemu sang Raja itu berat nak.
”“Untuk mewujudkan kedamaian, saya akan melakukan perjalanan itu.
Siapa yang akan turut serta?” kata burung muda sembari berdiri

Akhirnya terbentuklah sekelompok burung yang ingin menemui sang Raja burung. Mereka memulai perjalanan menuju bukit ketujuh.Melewati bukit pertama, dari sekelompok tersebut sudah ada yang mengundurkan diri karena lelah dan tidak kuat. Melewati bukit ketiga, ada lagi yang mengundurkan diri. Bukit keempat, kelima, dan keenam, semakin banyak yang ‘tumbang’ dan merasa tidak kuat menempuh perjalanan yang demikian jauh tadi.

Ya, kalau raja burung itu ada, kalau ternyata tidak ada? Itukan hanya cerita kuno dari orang tua?

Akhirnya karena semangat dari burung muda untuk mewujudkan kedamaian di masyarakatnya, maka ialah yang berhasil sendirian untuk mencapai bukit ketujuh, dan sampai di kerajaan sang Raja burung!

“Ternyata kerajaan ini memang benar-benar ada! Saya harus menemui sang Raja!”

Memasuki wilayah kerajaan, ternyata burung muda dihadang oleh penjaga sang Raja yang tidak memperbolehkan masuk. Setelah melakukan adegan pertempuran untuk ‘mengalahkan’ penjaga akhirnya burung muda diberitahu oleh penjaga bahwa sang Raja burung ada di ruang istimewa di bawah tanah.

Segera sang burung muda turun ke ruang istimewa di bawah tanah.Ia memasuki pelan-pelan ruangan itu. Sesampai di tengah ruangan, ia tidak menemukan sang Raja burung. Burung muda melihat sebuah ruangan tersembunyi yang bertuliskan “Aku ada disini”

Tanpa pikir panjang ia kemudian membuka ruangan itu untuk menemui sang Raja.Didalam ruangan tersembunyi tersebut hanya ada sebuah kursi singgasana raja dan sebuah cermin!Burung muda saat itu melihat dirinya sendiri di dalam cermin, dan tercerahkan!

Ia kemudian kembali ke hutan tempat asalnya dan menumpas monster yang mengancam seluruh masyarakat burung. Burung muda itu demikian terkenal karena keberhasilannya mewujudkan kedamaian di negerinya.

“Engkau demikian sakti karena engkau telah bertemu dengan Raja burung. Perjalanan panjang yang kau lakukan untuk ke singgasana sang Raja tidak sia-sia. Coba ceritakan kepada kami, seperti apakah Raja burung yang sakti itu?”

Burung muda yang karena perjalanan panjangnya telah menjadi bijaksana, terpaksa ‘mengarang’ cerita, menciptakan rumors tentang sang Raja burung.

“Ya, dibalik bukit ke tujuh itu, ada singgasana yang dihuni oleh Raja burung yang sakti. Siapapun yang menemui sang Raja, ia akan menjadi sakti untuk mengalahkan keangkara-murkaan.

”Cerita itu ia karang supaya ada lagi yang berani melakukan perjalanan ke singgasana tersebut, supaya ada yang tergerak untuk kesana.

Dalam hati sang burung muda berkata,“Maaf masyarakatku, aku tidak bisa menceritakan hal sebenarnya yang terjadi dan siapa raja burung itu sesungguhnya, karena hanya ketika kalian telah melakukan perjalanan ke sana, kalian akan menyadari siapa sang Raja burung tersebut.”

Holaaaa….! Sekarang Aku Yakiiin banget, Kamu sudah memahami maksud dari cerita diatas. dan Pribadi hebat sepertimu sudah Pasti telah menyiapkan Tindakan Hebat dari Hikmah cerita di atas. BISAA? Wah.. Aku bener-bener bangga deh sama Kamu. SEMANGAAAT Terus ya Sob….

oh ya, Please.. Mohon Tinggalkan Pendapatmu ya.. dengan mengisi Komentar dibawah ini .. Supaya Aku bisa belajar juga dari Pribadi Hebat sepertimu. SIAAP?

JOKE MALAM

PELURU
Seorang Produser film ingin membuat film perang yang sangat besar.
" Saya akan menggunakan dua regu tentara untuk adegan perang,"
" Setiap regu akan terdiri dari 25.000 orang,"
" Fantastis." sahut sutradara.
" Tapi, bagaimana kau akan membayar honor mereka?"
" Saya sudah memperhitungkannya," sahut produser.
" Itu sebabnya saya akan menggunakan peluru asli."


LUPA
Di sebuah Rumah Sakit yang begitu megah di Jakarta,dimana
banyak sekali orang yang berlalu lalang baik itu yang berobat,
para pembesuk ataupun yang sedang menunggui pasien.Utom
adalah satu dari sekian banyak orang yang ada di Rumah Sakit
tersebut,karena istrinya baru saja melahirkan anak pertamanya,
otomatis saat itu ia berada di ruangan bersalin,sudah dua hari
ia berada disitu dan saat ini tentunya dia sedang berbahagia
karena anak lelaki yang didambakannya sudah hadir ke dunia ini.
Saat dia sedang melamun di depan ruang bersalin tiba-tiba dia
melihat seorang lelaki dengan tergesa-gesa dan terburu-buru
menyerobot masuk ke ruang bersalin,dan beberapa saat kemudian
lelaki itu tampak keluar didorong memakai kursi roda oleh seorang
suster karena pingsan,Utom heran kenapa lelaki ini,karena penasaran
Utom segera menghapiri beberapa suster yang ada di ruang bersalin,
dia bertanya,"sus,boleh tau kenapa lelaki yang baru datang tadi
tiba tiba pingsan?"
dengan tenang si suster menjawab,"Oh itu dia terburu buru datang
kesini karena isterinya akan segera melahirkan,tapi dia lupa sesuatu,"
"Lupa apa, sus?" tanya Utom lagi.
"Dia lupa membawa isterinya,"


BERUANG KUTUB
Suatu hari di Antartika, seekor beruang kutub sedang duduk di salju
dengan anaknya. Tiba-tiba anak beruang bertanya, "Ayah, apakah saya
100% beruang kutub?"
Ayah beruang itu menjawab, "Tentu saja, Nak. Kamu 100% beruang kutub!"
Beberapa menit kemudian, anak beruang itu kembali bertanya, "Ayah,
katakan yang sebenarnya. Saya pasti bisa menerima kenyataan. Betulkah
saya 100% beruang kutub? Bukan beruang madu, bukan beruang coklat dan
bukan beruang panda?"
Si Ayah beruang itu menjawab, "Nak, saya 100% beruang kutub, dan ibumu
100% beruang kutub, jadi kamu juga jelas-jelas 100% beruang kutub."
Setelah beberapa menit berlalu, si anak bertanya lagi, "Ayah, jangan
berpikir kalau Ayah berkata jujur akan membuat saya sedih. Saya tidak
sedih. Saya cuma ingin tahu, apa saya benar-benar 100% beruang kutub?"
Ayah beruang mulai tertekan dengan pertanyaan-pertanyaan anaknya. Kini
dia balik bertanya kepada si anak, "Nak, kenapa kamu terus meragukan
kalau kamu memang 100% beruang kutub?"
Si anak beruang menjawab, "Karena saya kedinginan!"