KITA JAKARTA!

INI (Masih) FIKTIF

Poster ini adalah tugas presentasi kelompok yang yang kami susun dalam satu jam dalam pelajaran Conflict Intervention yang diampu oleh Dr. Ichsan Malik, pakar perdamaian di Indonesia dengan segudang pengalaman seperti proses rekonsiliasi di Maluku, Ambon, Poso dan juga Aceh, bahkan Afghanistan.
Selama satu jam kelompok kami mendiskusikan bagaimana membuat sebuah program sebagai upaya untuk menghancurkan barrier atau tembok pembatas dalam tatanan sosial yang selama Pilkada bermunculan dari segala aspek sehingga berpotensi memuat sebuah social gap yang menempatkan masyarakat DKI khususnya sebagai masyarakat yang vulnerable terhadap konflik. Hal ini secara langsung dan tidak langsung merupakan ancaman terhadap integritas dan keamanan nasional.

Program yang kami ajukan adalah "Kita Jakarta".
Kami menganalisa ketegangan sosial yang terjadi di masyarakat selama pilkada, melakukan theoretical review terhadap fenomena, dan secara holistik mengkaji akar, aktor, dan pokok masalah. Sehingga secara akademis bisa berusaha untuk memberikan guidelines terhadap penyelesaian masalah yang ada.
Dalam hal ini kita menggunakan beberapa pendekatan seperti Social Integrity, De-categorization, recategorization, dan building togetherness. Teori dan konsep tersebut bertujuan untuk memberikan haluan yang solid terhadap program yang kami rancang.

Program ini meliputi Jalan Santai, Lomba memasak, Bazar Kuliner, Bakti Sosial, dan Doorprize.

Jalan santai. kenapa jalan dan kenapa santai?
Berjalan bersama beriringan menunjukkan pikiran yang rileks, tanpa ada perbedaan strata. Berbeda dengan lari. Beriringan menunjukkan tidak ada yang merasa menjadi leader, juga tidak ada yang merasa ditinggal. Semua sejajar, semua berteman. Ada sebuah quotes menarik tentang persahabatan "Walk in front of me, I may not follow. Walk behind me, I may not lead. Walk beside me, let's be friend". Spirit persahabatan ini yang akan kita angkat, tanpa memandang dari kubu mana dia berasal. Lalu kenapa santai? Jakarta sudah cukup hectic, dengan tingkat stress tinggi. Secara psikologis itu merupakan faktor yang kuat dalam memicu konflik, secara intrapersonal maupun interpersonal. Sehingga dengan jalan santai, masyarakat Jakarta bisa lebih santai dan rileks menghadapi pilkada, bersama paslon dukungan mereka masing masing.

Lomba memasak yang kami ajukan adalah lomba memasak kolaboratif.Pak Anies berpasangan dengan pak Djarot versus Pak Basuki berpasangan dengan Pak Sandiaga. Ibu Anies berpasangan dengan ibu Djarot, versus Ibu Basuki bersama ibu Sandiaga. Alat dan bahan disediakan panitia. Setelah itu masakan dimakan bersama sama. Seru?
Pasti. Kenapa begitu? Sejak jaman dahulu orang banyak sepakat bahwa kebersamaan dimulai dari meja makan. Family who eats together, stays together. Apalagi jika masaknya bersama. Jika lomba memasak ini sukses, siapa yang menang? Jakarta.

Bazar Kuliner, bakti Sosial, dan Doorprize adalah pesta untuk warga Jakarta. Perdamaian adalah sesuatu yang tak ternilai harganya. Untuk mengapresiasi suasana damai yang berhasil dilaksanakan oleh warga Jakarta, kami berniat untuk mengadakan pesta agar semua gembira. Dan sebaik baiknya kegembiraan adalah kegembiraan yang bisa dinikmati bisa dibagi bersama.

Barrier yang ada bersama sama dirobohkan lalu membangun sebuah entitas baru yang lebih menyeluruh dan solid, yaitu KITA JAKARTA.

Dengan ini diharapkan mampu membangun sebuah colective memory yang positif bagi generasi yang akan datang, bahwa Jakarta mampu menghadapi potensi perpecahan sosial, sehingga kebanggaan dan sense of belonging warga Jakarta semakin kuat tidak cuma saat nonton Persija.

Ridwan M.R
Postgraduate School of Peace and Conflict Resolution
Indonesia Defense University