Perguruan Tapak Suci sebagai perguruan beladiri Indonesia yang memiliki kelangkapan organisasi, metode pembinaan, kurikulum pendidikan dan program secara resmi didirkam pada tanggal 13 juli 1963 M, bertepatan dengan 10 Rabiul Awwal 1383 H.
Tetapi sejarah Tapak Suci sebagai sebuah perguruan Pencaki Silat di mulai jauh sebelum itu. Bermula dari dua orang kakak beradik yang belajar Pencak Silat pada K.H. Busyro di perguruan Banjarnegara. Setelah berguru selama sembilam bulan di Banjarnegara dan di nyatakan selesai, kedua kakak beradik tersebut melanjutkan dengan pendalaman.
Dalam masa pendalaman inilah, sang kakak A, Dimyati melakukan pengembaraan kearah barat dan akhirnya sampai ke daerah Cikalong, Cimande dan Banten, 3 tahun lamanya A. Dimyati secara tekun mendalami aliran Pencak Silat yang ada di Jawa Barat. Semantara itu adiknya M. Wahid selama 5 tahun berkelana di seluruh pulau Jawa dan Madura, belajar dari berbagai guru Silat untuk mendalami ilmunya. Dua pendekar kakak adik ini akhirnya menjadi pendiri dan guru besar Perguruan Silat Kauman, yang akhirnya menjadi perguruan Tapak Suci.
A.Dimyati dan M. wahid masing – masing mempunyai sifat yang berbeda dan bahkan bertentangan satu sama lainnya. A. Dimyati yang mengusai secara mantap aliran Pencak Silat Cikalong, Cimande dan Debus Banten di samping ilmu daerah yang dimilikinya, mempunyai sifat kebapakan, pemalu tidak suka menonjolkan diri, pendiam dan tertutup. Sebaliknya pendekar M. Wahid yang selain menguasai dasar ilmu sifat yang di warisi dari gurunya K.H Busyro juga menguasai berbagai aliran silat yang ada di Jawa dan Madura serta Kungfu dari Tiongkok mempunyai sifat berani, tidak kenal komproni berandal dan terbuka. Dengan hanya mengandalkan sepotong handuk sebagai senjata. M. Wahid malang melintang di dunia Persilatan dan naik turun panggung untuk memenangkan hadiah pertarungan dengan sifat keberanian dan tak kenal komproni yang ada dalam dirinya menyebabkan M. Wahid sering bnetrok dengan Belanda, sehingga sempat menjadi Buronan penjajah dengan sendirinya figur pendekar M. wahid lebih di kenal dan lebih menonjol di bandingkan dengan kakak nya A. Dimyati.
Sebagai pendekar besar M. wahid mempunyai sifat bahwa untuk memiliki suatu aliran janganlah menilai dari dimana kelemahannya.
“PERGURUAN KAUMAN”
Setelah cukup lama berkecipung dalam dunia persilatan kedua pendekar tersebut harus diamalkan dan di wariskan kepada generasi muda dan di kembangkan di kemudian hari. Maka sekitar tahun 1925, keduanya mendirikan Perguruan Kauman dengan aliran Ilmu sifat yang merka berinama : CIKAUMAN yang berarti sungai kauman atau aliran Kauman. Dildalam perguruna ini secara tegas di gariskan pada dasar yang harus di patuhi dan di laksanakan oleh semua murid – murid yaitu :
1. Membina Tapak Suci Pencak Silat yang berwatak serta berkepribadian Indonesia, bersih dari ilmu sesat dan syirik.
2. Mengabdikan Perguruan untuk perjuangan agama serta bangsa dan Negara.
3. Sikap mental dan gerakan langkah anak murid harus merupakan tindak kesucian.
Dengan pedoman dasar ini Perguruna Kauman secara tegas dan syirik, dan semata – mata mendasarkan diri pada pembinaan secara metode ilmiah yang terarah dan dinamis. Sejarah dengan situasi dan kondisi pada saat itu, dimana semangat nasionalisme yang sedang bangkit di landasi keimanan mewarnai pergerakjan angaktan Muda dalam menentang kaum penjajah di bumi Indonesia, maka perguruna Kauman dapat berkembang dengan pesat dalam waktu singkat lahirlah pendekar – pendekar muda yang kemudian berjalur lurus menuju Perguruan Tapak Suci.
Diantara pendekar – pendekara yang lakhir dari pergurauan Kauman ini, pada angkatan kedua yang menonjol dapat di catat antara lain :
Pendekar Syamsudin yang sewaktu bergru merangkap sebagai pembantu rumah tangga yang kemudian di angkat menjadi pembantu utama (Asisten) dari pendekar besar M. Wahid dan di kenal sebagai pemain Sepak Bola pada Zamannya. Dengan bentuk yang tinggi besar dan kokoh M. Syamsudin melahirkan jurus – jurus andalannya : katak, lembu jantan dan harimau. Dengan izin dari gurunya M. Syamsudin kemudian mendirikan Pesantren sendiri yaitu perguruan SERANOM yang juga berkembang dengan baik. Dari Perguruan Seranom inilah lahir Pendekar Moh Wahid sebagai murid angakatan ketiga, murid langsung dari M. Syamsudin , menurut riwayat beliau mempunyai otak cemerlang dan dinamis dalam Pencak Silat, kegesitan, kecepatan dan ketajaman gerakannya. Konon sulit di cari tandingannya . beliau juga meltakkan dasar – dasar baru dalam pembinaan, sehingga lebih mudah di masalkan. Dari angakatan ke empat dengan dasar pembinaan keilmuan metodis dinamis yang sudah di terapkan, tampillah M. Djamiat Dalhar (Almarhum) yang tidak asing lagi di dunia olahraga Indonesia sebagai Tokh Macan Bola yang belim ada tandingannnya, M. Bakir Odrus seorang tokoh tua dan sekarang Pembina Tapak Suci di Jakarta. Dari angkatan Kelima, Ibu Pertiwi mencatat nama –nama 20 orang murid perguruan kauman yang gugur sebagai Kesuma bangsa dalm menegakkan kemerdekaan melawan penjajahan, yaitu pada waktu Agresi Militer Belanda yang kedua tahun 1948 di belahan barat Yogyakarta. Unutk mengenang jasa – jasa para patriot tersebut, perguruan Tapak Suci kemudian mendirikan kelompok inti dari 20 orang anggota yang di beri nama KOSEGU ( Korp Serba Guna ) yang secara Aktif turut ambil dalam bagian dalam membantu ABRI dalam penumpasan G-30 SPKI tahun 1965.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar